Sumber: Kompas |
Jika kita
menyinggung faktor penyebab banjir, biasanya akan tertuju pada sampah. Ups, tunggu dulu, memang sampah adalah
penyebab utama, tapi untuk kasus banjir Jakarta masalahnya tidak sesimpel itu,
cenderung kompleks. Menurut BMKG (Bidang Informasi Meteorologi) ada 6 penyebab
banjir di Jakrta. Pertama, level tanah di Jakarta sudah jenuh akan air.
Ketidakmampuan tanah dalam menyerap air menyebabkan terjadinya genangan. Sungai
yang mandul, dalam arti tidak dapat mengalirkan arus, menjadi faktor kedua.
Istilahnya sungai sudah penuh, tentunya dengan, ehemm, sampah. Hal ini semakin
diperparah dengan laju pembangunan (terutama gedung – gedung) yang tak
terkendali yang menyebabkan hilangnya fungsi resapan air. Hal ini tentunya
tidak dibarengi dengan pembangunan drainase yang mampu menampung luapan air
yang tidak terserap.
Selain ketiga
faktor di atas, banjir di Jakarta juga disebabkan oleh penurunan muka tanah
oleh eksploitasi air tanah yang berlebihan. Jakarta mengalami penurunan tanah 5
– 10 cm per tahunnya. Hal ini menyebabkan terjadinya banyak cekungan di tengah
saluran air sehingga air akan menggenang atau tidak bisa mengalir. Faktor yang
berikut, yang cuma berandil kecil tetapi tetap saja sebagai faktor penyebab
yaitu laut yang mulai pasang. Secara awam, yang seharusnya terjadi, aliran air
dari sungai ke laut, menjadi sebaliknya. Nah, faktor yang terakhir adalah
kurangnya ruang terbuka hijau. Syarat minimal suatu daerah akan ruang terbuka
hijau adalah 30% dari luas wilayah. Jakarta?? Hanya kurang dari 10%, sehingga
penyerapan air menjadi tidak maksimal.
Seharusnya
ditambah satu faktor lagi selain enam faktor di atas, yaitu kepedulian. Ya,
kepedulian akan warga Jakarta untuk tidak membuang sampah pada sembarang
tempat. Ketidakpedulian menyebabkan hampir semua elemen warga Jakarta tidak terkecuali
Pak Beye kita terkena dampaknya. Come on
guys, sudahkah kita peduli?
(sumber data: BMKG, Tempo.co)
No comments:
Post a Comment
please comment :)