Semua headline berita, mulai dari media cetak sampai media elektronik
berisi tentang banjir Jakarta. Gara – gara banjir juga banyak kegiatan jadi
terhambat, sekolah, kerja, kuliah, susah untuk dilaksanakan seperti hari – hari
biasanya. Untuk bepergian atau sekedar berjalan – jalan di weekend juga menjadi
malas akibat banyaknya ‘kolam renang dadakan’ di Jakarta, ibukota negara kita
tercinta ini. Salah seorang teman saya yang mungkin sudah terlalu stress
menghadapi banjir memposting di Facebook tentang
efek positif dari banjir kali ini. Begini kira – kira tulisannya.
“Efek Positif Banjir Jakarta”
1. Car free day tercapai
selama sebulan... (banjir kendaraan ga bisa lewat)
2. Hidup sehat tercapai
melalui olahraga... (renang)
3. Kerukunan antar warga
tercapai dan saling tolong menolong... (mindahin tivi,kulkas,dan elektronik
lain)
4. tingkat kriminal
pencurian menurun... (semua orang sibuk di posko bencana, lagian yang mau
diambil udah hanyut)
5. Sekeluarga bisa kumpul
dan bisa semakin harmonis... (orang tua ga bisa berangkat kerja, anak ga bisa
berangkat sekolah).
Yap, lelucon yang mungkin ada benarnya juga, tapi ya sudahlah, saya tidak
mengajak untuk memperdebatkan lelucon di atas.
Kali ini saya absen dulu ngomongin yang namanya banjir, saya prefer bercerita tentang film baru yang
baru saja saya tonton beberapa hari yang lalu (premier lho *nyombong). Yap, Les
Misérables, film yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya novelis Victor
Hugo. Disutradarai oleh Tom Hooper (The King’s Speech, The Damned United)
menjadikan Les Misérables salah satu film terbaik di awal tahun ini. Hal ini
dibuktikan dengan mendapat beberapa penghargaan di ajang festival film
bergengsi seperti American Film Institute kategori Movies of the Year,
Golden Globe kategori The Best Picture, Musical, or Comedy Film, The Best
Actor, The Best Supporting Actress, dan sederet penghargaan lainnya.
Dan juga tidak ketinggalan menjadi nominasi dalam berbagai kategori di ajang
penghargaan paling prestisius bagi insan film dunia, Oscar 2013 yang
akan diadakan pada 24 Februari 2013 mendatang.
Dibintangi oleh Hugh Jackman, sang Wolverine,
Russel Crowe, Anne Hathaway, dan Amanda Seyfried, film yang berlatar zaman
revolusi Perancis ini bercerita tentang seorang tahanan nasional bernama Jean
Valjean (Hugh Jackman) yang dihukum penjara dan kerja paksa selama 19 tahun
karena mencuri sebuah roti. Setelah menjalani masa hukuman, akhirnya dia dibebaskan
dengan syarat, karena statusnya sebagai orang paling berbahaya, maka dia harus wajib
lapor dalam waktu 3 x 24 jam atau kembali ke penjara. Dalam setiap gerak –
geriknya dia diawasi oleh sipir bernama Javert (Russell Crowe). Tapi
kebebasannya ternyata sama parahnya ketika dia di penjara, karena statusnya tersebut
dia kesulitan mendapat tempat tinggal dan makanan dan akhirnya tidur di
kuburan. Di sana dia bertemu dengan seorang pastor, dan singkat cerita dia
belajar untuk mengasihi dan mengampuni di sana, dan berjanji akan berubah.
Akhirnya berkat kerja keras selama beberapa tahun dia berhasil menjadi seorang
kaya dan walikota Paris. Tapi tetap saja menjadi buruan dari sang sipir Javert
karena dia tidak melakukan wajib lapor sebagai tahanan bersyarat selama
beberapa tahun.
Dalam pelarian tersebut dia harus membesarkan
seorang putri pekerjanya yang telah mati, Fantine. Jean dan anaknya (tepatnya
anaknya Fantine), Cosette harus pindah terus – menerus demi menghindari
pengejaran Javert. Hingga mereka akhirnya terjebak dalam suatu peristiwa
pemberontakan di Perancis di mana salah satu pemimpinnya Marius (Eddie
Redmayne) jatuh cinta dengan Cosette, dan Cosette juga menyukai Marius. Banyak
terjadi konflik di film ini, salah satunya konflik batin si Jean Valjean ketika
tahu anaknya mulai menyukai seorang pria, juga ketika adegan akhirnya Jean dan
Javert bertemu dan Javert bimbang harus menangkap Jean atau tidak. Saya tidak
menceritakan semua alur cerita karena lebih seru jika anda menontonnya sendiri
bukan?
Yang paling menarik dalam film ini adalah
dialognya merupakan dialog bernyanyi di mana setiap percakapan merupakan sebuah
nyanyian, bahkan di saat sedang perang ataupun ketika seseorang akan mati
mereka tetap bernyanyi (adegan saat Fantine akan meninggal). Lucu sepertinya
membayangkan hal tersebut, tetapi di sinilah kerennya sang sutradara, dia bisa
membuat adegan tersebut terasa menyedihkan bukan sebuah lelucon. That’s why
this movie is awesome. Semua aktor dan aktris diwajibkan untuk bernyanyi
tanpa kecuali, bahkan untuk aktor yang tidak pernah bernyanyi sebelumnya.
Bayangkan Hugh Jackman, si Wolverine bernyanyi bahkan hampir di seluruh film
dia, juga Russel Crowe yang mungkin sulit kita bayangkan bagaimana dia bernyanyi.
Semuanya dibuat menjadi tontonan yang menarik dan tidak membosankan. Penasaran
bagaimana mereka bernyanyi, ini saya kasih trailernya dari youtube.com.
Biar lebih greng nonton sendiri donk di bioskop. :)
No comments:
Post a Comment
please comment :)