peace signpeace sign New Year, New Hope!!!! peace signpeace sign

Saturday, January 19, 2013

Faktor – faktor Penyebab Banjir Jakarta



Sumber: Kompas
Sudah hampir 2 tahun saya tidak lagi aktif dalam menulis di blog, dikarenakan beberapa kesibukan, kuliah, kemudian bekerja, juga mood yang tidak kunjung muncul. Untuk post pertama saya di bulan pertama tahun ini menyinggung tentang fenomena yang sedang hot – hotnya: BANJIR!!! Sudah menjadi habitat Jakarta setiap musim penghujan selalu banjir. Tidak diragukan lagi banjir merupakan kejadian yang biasa setiap tahun, terutama di bulan November sampai Februari di mana curah hujan sedang menggebu – gebu. Pergerakan angin sang pembawa hujan dapat kita lihat di sini.
Jika kita menyinggung faktor penyebab banjir, biasanya akan tertuju pada sampah. Ups, tunggu dulu, memang sampah adalah penyebab utama, tapi untuk kasus banjir Jakarta masalahnya tidak sesimpel itu, cenderung kompleks. Menurut BMKG (Bidang Informasi Meteorologi) ada 6 penyebab banjir di Jakrta. Pertama, level tanah di Jakarta sudah jenuh akan air. Ketidakmampuan tanah dalam menyerap air menyebabkan terjadinya genangan. Sungai yang mandul, dalam arti tidak dapat mengalirkan arus, menjadi faktor kedua. Istilahnya sungai sudah penuh, tentunya dengan, ehemm, sampah. Hal ini semakin diperparah dengan laju pembangunan (terutama gedung – gedung) yang tak terkendali yang menyebabkan hilangnya fungsi resapan air. Hal ini tentunya tidak dibarengi dengan pembangunan drainase yang mampu menampung luapan air yang tidak terserap.
Selain ketiga faktor di atas, banjir di Jakarta juga disebabkan oleh penurunan muka tanah oleh eksploitasi air tanah yang berlebihan. Jakarta mengalami penurunan tanah 5 – 10 cm per tahunnya. Hal ini menyebabkan terjadinya banyak cekungan di tengah saluran air sehingga air akan menggenang atau tidak bisa mengalir. Faktor yang berikut, yang cuma berandil kecil tetapi tetap saja sebagai faktor penyebab yaitu laut yang mulai pasang. Secara awam, yang seharusnya terjadi, aliran air dari sungai ke laut, menjadi sebaliknya. Nah, faktor yang terakhir adalah kurangnya ruang terbuka hijau. Syarat minimal suatu daerah akan ruang terbuka hijau adalah 30% dari luas wilayah. Jakarta?? Hanya kurang dari 10%, sehingga penyerapan air menjadi tidak maksimal.
Seharusnya ditambah satu faktor lagi selain enam faktor di atas, yaitu kepedulian. Ya, kepedulian akan warga Jakarta untuk tidak membuang sampah pada sembarang tempat. Ketidakpedulian menyebabkan hampir semua elemen warga Jakarta tidak terkecuali Pak Beye kita terkena dampaknya. Come on guys, sudahkah kita peduli?
(sumber data: BMKG, Tempo.co)

No comments:

Post a Comment

please comment :)